Pengembang Aplikasi Indonesia Komentari Android Nokia ~ Ivul varel

Pengembang Aplikasi Indonesia Komentari Android Nokia

Aditya Panji/KompasTekno
Nokia X
 Keputusan Nokia mengusung sistem operasi Android pada ponsel pintar terbarunya, Nokia X, disambut oleh pengembang aplikasi asal Indonesia. Mereka berharap platform Nokia bisa menjadi “tambang” baru untuk mendapatkan uang.

Banyak pengembang aplikasi (developer) di Indonesia yang mengandalkan Nokia Store untuk mendapatkan uang. Karena, Nokia Store telah mendukung pembelian aplikasi atau konten digital dengan metode potong pulsa.

“Potong pulsa sangat menguntungkan untuk developer Indonesia karena kita tahu pengguna kartu kredit di Indonesia masih sedikit,” kata Abdullah dari YafiLabs.

Menurutnya, keinginan konsumen Indonesia untuk membeli aplikasi dengan metode potong pulsa lebih besar ketimbang harus memakai kartu kredit.

Dalam menjual aplikasi atau konten berbayar, Nokia menerapkan sistem bagi hasil. Pengembang akan mendapat persentase 70 persen dari hasil penjualan, sementara 30 persennya masuk ke kantong Nokia.

Pengembang dari Indonesia menilai Nokia sangat mendukung ekosistem aplikasi di Indonesia, seperti membantu promosi dengan memajang aplikasi buatan Indonesia di tempat strategis yang mudah dilihat di Nokia Store. Langkah ini dapat meningkatkan trafik unduhan aplikasi asal Indonesia.

Adib Toriq dari perusahaan pengembang aplikasi AlgoStudio yang membuat aplikasi Blasnote, mengaku akan memaksimalkan aplikasinya untuk Nokia X. “Sejak saya merilis Blasnote untuk Android, saya sudah menyiapkan aplikasi itu untuk Nokia X,” ujarnya.

Adib berpendapat, memaksimalkan sebuah aplikasi atau game dari Android ke Nokia X sangat mudah, tidak membutuhkan upaya besar.

Hilangkan layanan Google, pakai layanan Nokia

Upaya yang diperlukan pengembang untuk memaksimalkan aplikasi di Nokia X, adalah menghilangkan layanan Google yang terintegrasi dengan aplikasi tersebut lalu diganti dengan layanan milik Nokia.

Abdullah memberi contoh, jika ada aplikasi Android yang pakai sistem Google Maps untuk pemetaan, sistem tersebut harus diganti dengan Nokia Here. Karena, sistem Nokia X tidak mendukung layanan Google.

Pendiri dan CEO perusahaan pengembang aplikasi DyCode, Andri Yadi menjelaskan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan pengembang aplikasi saat ingin melakukan porting aplikasi Android ke Nokia X. Tiga hal itu itu adalah, sistem pemetaan, sistem notifikasi, dan sistem pembelian konten dalam aplikasi (in-app-puchase). 

Sistem Google Maps diganti dengan Nokia Here, Sistem notifikasi Google Cloud Messaging diganti dengan Nokia Push Notification, serta sistem in-app-purchase Google Play Store yang juga harus diganti dengan sistem in-app-purchase Nokia Store bagi pengembang yang menjual aplikasi atau konten berbayar.

“Nokia sudah menyediakan padanan semua sistem Google yang tidak support di Nokia X. Kalau tetap memaksakan pakai layanan Google, bisa jadi aplikasi tersebut tidak jalan ataucrash. Karena, protokol komunikasinya berbeda,” terang Andri saat ditemui KompasTekno, Senin (24/2/2014).

Para pengembang percaya Nokia X akan meraih sukses di Indonesia, karena nama besar Nokia yang terkenal selalu menyematkan komponen hardware yang baik untuk perangkatnya. Andri berpendapat, ponsel Nokia memiliki fisik yang kokoh.

Harga juga menjadi faktor utama daya tarik Nokia X, yang besar kemungkinan dijual seharga Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Namun, belum diketahui kapan Nokia X akan masuk ke pasar Indonesia.

Bersama dengan kehadiran smartphone Android Nokia X, Nokia Indonesia mengadakan acara DVLUP "Porting" Day. Kegiatan ini bertujuan mengajak para pengembang aplikasi mengkonversi (porting) aplikasi Android untuk disalurkan melalui toko Nokia Store.

Event yang bisa diikuti oleh pengembang anggota program Developer Level Up (DVLUP) Nokia ini akan diselenggarakan di sejumlah kota di Indonesia, yaitu Bandung, Yogyakarta, Malang, Surabaya, dan Depok, mulai tanggal 26 Februari hingga 8 Maret 2014.
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment