Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring saat meluncurkan buku biografinya "Sepanjang Jalan Dakwah" di Jakarta, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menargetkan Indonesia dapat mengadopsi jaringan seluler generasi keempat (4G) long term evolution (LTE) pada tahun 2014.
Dari sisi regulasi, Tifatul mengatakan sedang menyiapkan dan mengkaji aturan main 4G LTE. Spektrum frekuensi yang disiapkan untuk LTE adalah 1.800 MHz dan 2.300 MHz.
"Ancang-ancang kita di dua frekuensi itu. Mudah-mudahan akhir tahun 2014 sudah implementasi," ujar Tifatul.
Saat ini, spektrum 2.300 MHz telah dimanfaatkan perusahaan telekomunikasi Internux untuk memberi layanan 4G LTE. Operator telekomunikasi dengan lisensi Broadband Wireless Access (BWA) itu mengadopsi teknologi time division duplex long term evolution (TDD LTE). Di frekuensi tersebut, Internux menggunakan lebar pita 15 MHz untuk menggelar 4G LTE.
Namun, Internux hanya memberi layanan data (internet), tidak dapat digunakan untuk layanan telepon dan SMS.
Kemenkominfo sebelumnya menargetkan implementasi 4G LTE bisa dilakukan pada 2013. Namun, rencana itu molor lantaran penataan blok 3G di spektrum 2.100 MHz belum rampung.
Kemenkominfo masih punya pekerjaan rumah setelah proses akuisisi dan merger XL Axiata dan Axis rampung. Kemenkominfo mewajibkan XL memberikan dua blok 3G. Nah, dua blok itu akan dilelang kembali kepada perusahaan telekomunikasi yang berminat.
Sejak 2009, pemerintah sudah memiliki pemetaan program pemerataan infrastruktur telekomunikasi, yang bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi. Sayangnya, lanjut Tifatul, ada perusahaan telekomunikasi yang wanprestasi, tidak membangun infrastruktur karena alasan bisnis.
"Kita masih melakukan pemerataan. Sementara di tempat yang telah memiliki infrastruktur, harus melakukan peningkatan kualitas," ujar Tifatul.
Dalam riset yang dilakukan penyedia layanan komputasi awan, Akamai Technologies, tercatat bahwa akses internet di Indonesia terbilang pelan di kawasan Asia Pasifik.
Indonesia berada di peringkat 118 di Asia Pasifik untuk urusan akses internet. Rata-rata kecepatan internet di Indonesia hanya 1,5 Mbps pada kuartal ketiga 2013, menurun 14 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Korea Selatan masih memegang posisi sebagai negara dengan internet tercepat di Asia Pasifik per kuartal tiga 2013, dengan rata-rata 22,1 Mbps, dan Jepang berada di posisi kedua dengan rata-rata 13,3 Mbps.
Akses internet yang cepat dipercaya dapat meningkatkan perekenomian suatu negara. Menurut Bank Dunia, sekitar 10 persen penetrasi broadband di suatu negara dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 1,38 persen.
sumber:tekno.kompas