Logo baru Telkom (rou/detikINET)
Jakarta - Pembangunan infrastruktur serat optik sepanjang 400 kilometerdi Aceh yang tengah digarap Telkom diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 200.
Serat optik ini dibangun di jalur tengah Aceh yang menghubungkanKabupaten Biruen,Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara ini juga menembus ke Kabanjahe, Karo Sumatera Utara.
"Kami menggelar serat optik untuk menjawab kebutuhan akses telekomunikasi suara dan data yang lebih besar," ujar Vice President Public Relations Telkom Arif Prabowo dalam keterangannya, Selasa (3/9/2013).
Untuk membangun infrastruktur yang diharapkan selesai pada 2014 ini salah satu mitra yang ditunjuk adalah vendor jaringan Huawei.
Pembangunan serat optikini juga merupakan bagian dari program nasional dalam kerangka Indonesia Digital Network (IDN) 2015 untuk mendukung Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),” katanya.
IDN merupakan visi pengembangan infrastruktur true broadband Telkom secara end-to-end, mulai dari user terminal, akses, transport dan service, yang akan dicapai melalui pembangunan tiga infrastruktur utama, yakni Indonesia Digitas Access (ID Access), Indonesia Digital Ring (ID Ring) dan Indonesia Digital Convergence (ID Convergence).
Pembangunan ketiga infrastruktur utama Telkom itu didasari oleh pemikiran bahwa setiap lapisan masyarakat Indonesia berhak mengakses informasi yang sama. Pengembangan jalur tengah, khususnya kawasan pegunungan, kini menjadi fokus perhatian pemerintah provinsi Aceh.
Potensi dan pertumbuhan di kawasan yang membelah ekosistem Leuser itu diharapkan dapat didorong lebih cepat dengan kehadiran infrastruktur ICT yang lebih baik. Dengan hanya mengandalkan jaringan tembaga dan radio, maka akses data dari dan ke kawasan itu belum dapat memenuhi ekspektasi masyarakat di sana.
Telkom sendiri tahun ini lebih banyak memperkuat infrastruktur backbone untuk menyalurkan data. Belum lama ini pembangunan serat optik Sulawesi-Maluku-Papua Cable System (SMPCS) telah dimulai dengan investasi sekitar Rp 1,7 triliun.
Telkom juga tengah menyiapkan tender pembuatan satelit pengganti satelit Telkom-3 yang gagal mencapai orbit pada 2012 lalu. Nilai tender satelit ini diperkirakan sekitar Rp 2,5 triliun
Serat optik ini dibangun di jalur tengah Aceh yang menghubungkanKabupaten Biruen,Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara ini juga menembus ke Kabanjahe, Karo Sumatera Utara.
"Kami menggelar serat optik untuk menjawab kebutuhan akses telekomunikasi suara dan data yang lebih besar," ujar Vice President Public Relations Telkom Arif Prabowo dalam keterangannya, Selasa (3/9/2013).
Untuk membangun infrastruktur yang diharapkan selesai pada 2014 ini salah satu mitra yang ditunjuk adalah vendor jaringan Huawei.
Pembangunan serat optikini juga merupakan bagian dari program nasional dalam kerangka Indonesia Digital Network (IDN) 2015 untuk mendukung Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),” katanya.
IDN merupakan visi pengembangan infrastruktur true broadband Telkom secara end-to-end, mulai dari user terminal, akses, transport dan service, yang akan dicapai melalui pembangunan tiga infrastruktur utama, yakni Indonesia Digitas Access (ID Access), Indonesia Digital Ring (ID Ring) dan Indonesia Digital Convergence (ID Convergence).
Pembangunan ketiga infrastruktur utama Telkom itu didasari oleh pemikiran bahwa setiap lapisan masyarakat Indonesia berhak mengakses informasi yang sama. Pengembangan jalur tengah, khususnya kawasan pegunungan, kini menjadi fokus perhatian pemerintah provinsi Aceh.
Potensi dan pertumbuhan di kawasan yang membelah ekosistem Leuser itu diharapkan dapat didorong lebih cepat dengan kehadiran infrastruktur ICT yang lebih baik. Dengan hanya mengandalkan jaringan tembaga dan radio, maka akses data dari dan ke kawasan itu belum dapat memenuhi ekspektasi masyarakat di sana.
Telkom sendiri tahun ini lebih banyak memperkuat infrastruktur backbone untuk menyalurkan data. Belum lama ini pembangunan serat optik Sulawesi-Maluku-Papua Cable System (SMPCS) telah dimulai dengan investasi sekitar Rp 1,7 triliun.
Telkom juga tengah menyiapkan tender pembuatan satelit pengganti satelit Telkom-3 yang gagal mencapai orbit pada 2012 lalu. Nilai tender satelit ini diperkirakan sekitar Rp 2,5 triliun
Sumber:DetikInet