Yang dimaksud dengan istilah "cold storage" yang disebutkan sebelumnya adalah tempat penyimpanan data yang jarang diakses. Facebook sendiri membangun data center super besar ini untuk menyimpan data-data foto yang sangat jarang diakses penggunanya di server hemat daya.
Tidak seperti data center Facebook yang lain, data center yang ada di Prineville ini tidak selalu dalam kondisi menyala. Dikutip dari The Verge, Jumat (18/10/2013), data center yang ada di fasilitas cold storage akan berada dalam mode standby, membuatnya ideal untuk foto lama yang jarang diakses. Menurut Facebook, dari 82 persen lalu lintas data, hanya 8 persennya yang mengakses foto.
Facebook mengklaim, dengan metode cold storage ini, perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg ini dapat banyak melakukan penghematan. Server yang ada di gedung ini memiliki ukuran 8 kali lebih besar dibandingkan server tradisional, tetapi 5 kali lebih hemat daya.
Daerah Prineville sendiri dinilai sebagai tempat yang paling ideal untuk sebuat pusat data. Prineville, yang terletak di pusat Oregon, merupakan wilayah yang memiliki temperatur yang tepat untuk sebuah data center. Wilayah itu hangat di siang hari dan dingin di malam hari.
Lahan dan energi di wilayah tersebut itu pun murah dan data center bisa memanfaatkan bendungan air di sungai Columbia untuk menghasilkan listrik dari pembangkit listrik tenaga air.
Beberapa saat lalu, Facebook mengajak beberapa rekan media asing untuk mengunjungi pusat data tersebut. Berikut beberapa foto yang berhasil diambil jurnalis asal situs web ReadWrite, Taylor Hatmaker, saat mengunjungi pusat data ini.
Data center Facebook
Data center Facebook
Data center Facebook
Data center Facebook
Sistem pendingin data center Facebook
Penampakkan hard disk yang ada di data center Facebook
Sumber:TeknoKompas