Nokia X
yaitu Nokia X, akan meraih sukses besar. Namun, tanpa dukungan dari pengembang aplikasi, keyakinan Nokia itu bisa jadi hanya sebuah khayalan.
Karena itulah, Nokia gencar merayu pengembang untuk ikut membangun ekosistem aplikasi di Nokia X. Tujuannya, agar ketersediaan aplikasi untuk Nokia X semakin banyak dan kebutuhan konsumen dipenuhi oleh aplikasi-aplikasi tersebut.
Uang
Rayuan pertama yang dilontarkan Nokia adalah uang. Potensi pengembang dalam mendapatkan uang bakal lebih besar karena toko aplikasi online Nokia Store telah membuka metode pembelian dengan cara potong pulsa di banyak negara, termasuk Indonesia. Nokia Store menjadi pintu utama bagi pengguna yang ingin mengunduh dan memasang aplikasi Android di Nokia X.
http://ivulvarel.blogspot.com/2014/03/3-cara-nokia-rayu-pengembang-aplikasi.html
Di sini Nokia Store telah menyerang kelemahan Google di mana toko Google Play Store belum mendukung metode potong pulsa. Google sejauh ini hanya menyediakan pembayaran dengan kartu kredit dan voucher.
Head of Developer Relation Nokia, Amit Patel berpendapat, metode potong pulsa menjawab kebutuhan konsumen yang tak memiliki kartu kredit untuk membeli aplikasi atau konten digital di Nokia Store.
Nokia menilai metode potong pulsa cocok diterapkan di negara-negara berkembang, tempat pasar utama Nokia X.
Nokia X dijanjikan bakal dipasarkan dalam waktu dekat di China, India, Indonesia, Thailand, Eropa Timur, dan Timur Tengah. Penetrasi pengguna ponsel pintar di negara-negara tersebut dinilai masih terus tumbuh.
Di negara tersebut, Patel memprediksi Nokia X akan meraih sukses karena menawarkan harga yang terjangkau serta memiliki desain yang menarik. Atas dasar ini, Patel meyakini pengembang aplikasi akan memandang ekosistem Nokia X sebagai "tambang" baru untuk mendapatkan uang. Karena di sinilah, pasar baru akan terbentuk.
Coba aplikasi lalu beli
Nokia tidak meniru cara Google dan Apple dalam menjual aplikasi berbayar yang menerapkan strategi "beli per download." Sebagai gantinya, Nokia akan menggunakan strategi "coba lalu beli." Cara ini memberi kesempatan kepada pengguna untuk mencoba terlebih dahulu aplikasi atau game. Jika suka dan ingin terus menggunakannya, pengguna harus membeli aplikasi tersebut.
Patel mengklaim kemungkinan pengguna membeli aplikasi dengan pendekatan "coba dan beli" akan lima kali lebih besar ketimbang "beli per download."
Tidak butuh upaya besar untuk modifikasi aplikasi
Ponsel pintar Nokia X memang memakai basis sistem operasi Android yang dikembangkan Google. Namun, sistem Nokia X tidak menyediakan akses ke toko aplikasi online Google Play Store dan tidak mendukung antarmuka pemrograman aplikasi (application programming interface/API) buatan Google.http://ivulvarel.blogspot.com/2014/03/3-cara-nokia-rayu-pengembang-aplikasi.html
Absennya dukungan API buatan Google pada sistem Nokia X akan menyebabkan beberapa aplikasi Android yang sudah ada tidak berjalan optimal di Nokia X. Namun, Nokia mengklaim, sebagian besar aplikasi Android yang sudah ada bisa berjalan optimal di Nokia X.
Nokia menegaskan, sekitar 75 persen aplikasi Android yang beredar saat ini bisa dijalankan di Nokia X tanpa modifikasi apapun. Sementara 25 persen sisanya perlu dimodifikasi karena memakai API buatan Google.
Misalnya, ada sebuah aplikasi yang menggunakan API Google Maps untuk fitur pemetaan. Nah, fitur pemetaan itu bisa jadi tidak berjalan optimal atau crash karena sistem Nokia X tidak mendukung API Google Maps.
Lalu, bagaimana caranya agar aplikasi Android berjalan optimal di Nokia X?
Kuncinya ada pada si pengembang aplikasi. Mereka diimbau melakukan sedikit modifikasi pada aplikasi. Patel mengatakan pengembang tidak perlu menulis ulang kode sumber aplikasi untuk Nokia X atau melakukan repackage .APK. Pengembang cukup mengganti setidaknya tiga API buatan Google dengan API buatan Nokia agar aplikasi tersebut berjalan optimal di Nokia X.
Berikut tiga API yang disediakan Nokia untuk menggantikan API Google:
Lokasi: Untuk menggantikan Google Maps, Nokia menyediakan API Nokia Here Maps untuk fitur lokasi atau pemetaan.
Notifikasi: Sementara untuk sistem notifikasi, sebuah aplikasi Android yang sebelumnya menggunakan API Google Cloud Messaging harus diganti dengan Nokia Push Notification.
Pembelian dalam aplikasi (in-app purchase): Nokia juga membangun sistem pembayaran sendiri untuk pembelia konten digital dalam aplikasi. Sistem in-app purchasejuga harus menggunakan API dari Nokia, karena aplikasi tersebut akan ditawarkan di Nokia Store, bukan Google Play Store.
Nokia berjanji semua alat dan situs web untuk membangun aplikasi di Nokia X akan tersedia dalam waktu dekat. Perusahaan juga menjanjikan bahwa mengajukan aplikasi di Nokia Store tidak sulit dan diproses dalam waktu cepat.
Dikutip:tekno.kompas