Orlando - Tak bisa dipungkiri, BlackBerry Messenger (BВМ) dengan segala fiturnya telah menjadi menjadi alasan utama para penggunanya berlangganan BlackBerry. Sedikitnya tercatat, ada 60 juta pelanggan yang mengirimkan 10 miliar pesan setiap harinya.
Lalu, apa yang menjadi alasan utama bagi produsen asal Kanada ini sampai rela melepas eksklusivitas ВВМ ke platform lain seperti iOS dan Android?
"Mengapa kami melakukannya sekarang? Memang sudah waktunya. Ini menunjukkan bahwa kami tidak takut bersaing dengan platform lain," kata CEO BlackBerry Thorsten Heins dalam keynote BlackBerry Live 2013 di Orlando, AS.
Dalam paparannya, Thorsten juga menyindir balik artikel media yang sempat menyudutkan BlackBerry tak akan bisa bertahan dalam persaingan sengit handset premium. Hal itu terbukti dengan terus anjloknya saham BlackBerry di pasar.
"Dengan BlackBerry 10, kami membuktikan bahwa artikel yang menuliskan obituari (berita kematian) BlackBerry salah besar. Kami tidak mati, malah kami bangkit dengan keuntungan berlipat ganda," sengitnya.
Thorsten juga optimistis, ini waktu yang tepat untuk mendukung BBM menjadi solusi messaging yang berdiri sendiri selain platform BlackBerry 10.
Dilihat dari sudut pandang yang berbeda, BBM memang masih kalah jauh dengan WhatsApp dengan 200 juta pengguna aktif. Tapi ingat, WhatsApp adalah layanan lintas platform.
Setelah musim panas nanti, ketika BBM hadir di App Store dan Android Google Play Store maka sudah sahih bila menyebutkan strategi BlackBerry ingin membuat BBM seperti layaknya WhatsApp, Line, KakaoTalk dan WeChat.
Hal pertama yang tampak dengan rencana BBM untuk Android dan iPhone itu adalah bakal bersaingnya BlackBerry dengan aplikasi messaging lain seperti Line, KakaoTalk, WeChat atau WhatsApp.
Yang kemudian menjadi pertanyaan, apakah BlackBerry dengan BBM-nya akan menempuh metode monetisasi yang sama dengan aplikasi-aplikasi tersebut?
Andrew Bocking, SVP Software Product Management BlackBerry, mengakui memang ada berbagai pendekatan yang telah dilakukan untuk 'menguangkan' aplikasi messaging.
"Kami meninjau berbagai peluang yang ada, BBM Channel adalah yang pertama yang akan kami coba. Ini semacam perpanjangan dari apa yang sudah digunakan oleh para pengguna yang biasa memanfaatkan grup ВВМ untuk berjualan," ujar Andrew.
Andrew juga mengatakan penjualan barang virtual in-app purchase yang dilakukan Line lewat fitur stiker adalah salah satu yang juga sedang dipertimbangkan. Namun ia tidak bisa memastikan apakah hal itu memang akan diterapkan.
Mengenai hubungannya dengan pembuat aplikasi messaging, Andrew mengatakan BlackBerry tetap tidak menganggap mereka sebagai lawan.
"Kami memiliki hubungan rekanan yang baik dengan mereka, dan hal ini akan kami jaga terus," pungkasnya
Sumber:Detik.net.